Alhamdulillah,
begitulah ungkapan rasa syukur seorang muslim kepada Allah tatkala mendapatkan
rezeki, kebahagiaan, nikmat, dan segala sesuatu yang menyenangkan dan
membahagiakan. Tidak hanya ungkapan secara lisan, berbagi dengan orang yang
kurang mampu, bersedekah, mengadakan syukuran, sebagai bentuk lain dari
ungkapan rasa syukur. Ungkapan terima kasih kepada Sang Pemberi nikmat. Rasanya
sempurna ketika apa yang diharapkan, dimimpikan, menjadi kenyataan. Rasanya
luar biasa ketika tiba-tiba rezeki yang diperoleh berlipat-lipat dari biasanya.
Atau kebahagiaan yang tiada tara ketika sanak saudara, sahabat, handai taulan
berbagi kabar gembira. Bahkan, untuk kesempatan hari ini masih bisa menghirup
udara segar, masih bisa bernapas, masih diberi kesehatan dan kecukupan. Sekali
lagi, alhamdulillah, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7).
“Maka
ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaku dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152)
Firman Allah di dalam Al Quran
pun memerintahkan seluruh umatnya untuk bersyukur. Dan Allah menjanjikan,
barang siapa yang mensyukuri nikmat-Nya, maka akan Allah tambahkan. Subhanallah
sekali bukan perhitungan Allah itu? Hanya dengan bersyukur, maka kita akan
mendapatkan rezeki-rezeki lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap
muslim untuk senantiasa bersyukur, senantiasa mensyukuri apa yang telah
diberikan oleh Allah, baik sedikit maupun banyak. Bukan sebaliknya, mengeluh
dengan sesuatu yang sedikit, lalu kesal kepada Allah dan mengharap sembari
mendikte Nya, agar diberi yang lebih, dan lebih. Mari kita lihat diri kita
masing-masing, apakah kita termasuk golongan orang-orang yang pandai bersyukur
atau sebaliknya? Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata, rasulullah
bersabda (https://almanhaj.or.id/4102-anjuran-mensyukuri-nikmat.html) :
“Lihatlah
kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian
melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu
lebih patut bagi kalian supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah
dianugerahkan kepada kalian.”
Bahkan Rasul pun mengingatkan kepada
umatnya untuk tidak membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan milik
orang lain di atas kita (dalam hal materi/ duniawi). Karena dengan begitu, kita
akan menjadi orang yang tidak bersyukur dan mencela nikmat-Nya. Padahal,
sekecil apapun nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, tidak
sepantasnya kita mengeluh dan protes. Syukuri apa yang sudah Allah berikan,
syukuri apa yang sudah kita miliki saat ini. Karena bisa jadi, ada lebih banyak
orang di bawah kita, namun kita tidak tahu. Syukuri berapapun rezeki yang saat
ini kita peroleh, yang penting halal dan berkah. Syukuri apa yang sudah kita
miliki saat ini, meskipun sebenarnya kita menginginkan dan membutuhkan yang
lain. Syukuri setiap kali kita membuka mata di pagi hari, karena Allah masih
memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup. Dengan bersyukur maka hati akan
menjadi bahagia, tenang, dan damai.
Orang yang pandai bersyukur maka
hidupnya akan tenang. Ikhlas dan menerima dengan sepenuh hati segala yang Allah
berikan, baik banyak maupun sedikit. Berbeda dengan orang yang hanya mengeluh
dan mengeluh, hidupnya akan kacau, penuh tekanan dan tidak berkah, karena
berapa pun yang Allah berikan pasti akan selalu kurang dan kurang. Orang yang
selalu bersyukur, pasti jiwanya akan yakin dan tidak gelisah dengan rezeki.
Ketika sudah bekerja dan berusaha dengan semaksimal yang bisa dilakukan, maka
dengan sendirinya rezeki itu akan datang. Berbeda dengan orang yang tidak
bersyukur, sedikit bekerja, yang ada hanya amarah dan ujung-ujungnya stress.
”Dan tidak ada makhluk bergerak (bernyawa) di
bumi melainkan dijamin oleh Allah rizkinya.” (QS. Hud : 8).
Sudah jelas
bahwa Allah sudah mengatur rezeki setiap hamba-Nya. Rezeki itu bentuknya
banyak, tidak hanya materi semata. Kesehatan, pekerjaan, tempat tinggal, ketenangan
hidup, kebahagiaan, anak-anak yang sholeh dan sholehah, keluarga yang harmonis,
adalah rezeki. Apapun yang Allah berikan adalah rezeki. Kalau sampai dengan
saat ini masih banyak yang mengeluh, menganggap Allah tidak adil, atau rezeki
yang ia peroleh sedikit. Coba hitung, nikmat dan rezeki yang sudah Allah
berikan kepada kita sampai dengan saat ini. Apakah kita sanggup dan mampu
menghitungnya? Jawabannya TIDAK. Maka syukurillah setiap apa yang Allah berikan
kepada kita saat ini. Janji Allah itu pasti, Dia akan menambah nikmat kepada
siapapun yang senantiasa bersyukur.